Essay 2: Sukses Terbesar dalam Hidupku
Kamis, 11 April 2019
Add Comment
Essay
2: Sukses Terbesar dalam Hidupku
SUKSES
TERBESAR DALAM HIDUPKU
Bagi saya, tahun
2015 merupakan salah satu
periode hidup dengan tantangan yang cukup besar, sehingga terpatri di dalam
memori. Perspektif yang saya gunakan adalah sinergisme hidup: kombinasi antara
tanggung jawab yang harus saya emban di rumah, di dalam komunitas kampus maupun
kampung, sekaligus tanggung jawab terhadap diri saya sendiri sebagai seorang
mahasiswa dengan aspek akademiknya. Periode tersebut adalah masa di mana saya
menempuh semester 5-6-7 studi saya di Fakultas Adab dan Humaniora
UIN SGD Bandung. Secara
umum, ‘usia’ tersebut jelas telah lewat masa beradaptasi bagi mahasiswa dan
telah memasuki fase senior. Begitu juga dilihat dari segi usia, saya mulai
memasuki usia balita.
Artinya, saya harus meluangkan porsi lebih banyak untuk berkontribusi bagi
lingkungan. Tantangan yang tersaji saya jalani dengan semangat belajar, karena
kesuksesan bagi saya adalah keberhasilan untuk menjalani proses dengan niat
yang baik, sehingga diperoleh pembelajaran yang berharga.
Tantangan
pertama adalah 2 PR besar saya di rumah. Pertama, dorongan dari orang
tua yang kuat untuk meraih pendidikan di negeri orang. kedua dilingkungan
Yayasan, Pondok pesantren sekaligus lembaga sekolah dengan melalui diskusi dan lobi yang cukup panjang, saya
diamanahi untuk bergabung dalam tim kepengurusan Panti Asuhan Anak
sekaligus Pondok pesantren.
Ditambah lagi, saya teramanahi sebagai pengajarnya, bahkan banyak
lulusan dari SMA yang ingin berkuliah dilingkungan yayasan tersebut. Sehingga
mendorong saya untuk tetap meraih pendidikan sampai tingkat magister (S2). Hal ini menurut saya merupakan tantangan yang cukup berat, semoga Allah
mengkaruniai belajar magister di Brunei Darussalam dengan mengambil Jurusan
Bahasa Arab.
Bagi saya keluarga adalah suatu tim kerja
utama yang menjadi tanggung jawab, sekaligus sumber energi. Pada periode ini,
saya belajar banyak mengenai kedisiplinan, efisiensi waktu, dan konsistensi.
Saya berusaha menjaga intensitas sekaligus kualitas waktu saya untuk keluarga. Walaupun
pada prakteknya aturan ini terkadang masih terlanggar akibat urgensi beberapa
agenda tertentu di luar rumah, namun saya merasakan bahwa dengan berusaha
mendisiplinkan diri pada aturan tersebut, efisiensi kerja terpacu untuk
meningkat, terutama efisiensi kerja terkait aktivitas di komunitas.
Turut terjun
untuk aktif di komunitas merupakan pilihan saya sejak SMA. Hal baru yang saya
hadapi di BEM adalah tanggung jawab sebagai pemimpin (dalam hal ini Kepala
Departemen) dalam jangka waktu yang panjang (satu tahun). Artinya, saya
bertanggung jawab mulai dari penyusunan ide hingga keseluruhan
pertanggungjawaban departemen saya. Di samping itu, saya mengampu tanggung
jawab bukan hanya sebagai Kepala Departemen, namun juga sebagai tim Pengurus
Harian. Tantangan yang saya hadapi adalah banyaknya personil baru dalam tim
(perlu membimbing adaptasi sekaligus memberikan kesan yang baik), serta
diperlukannya inovasi baru dalam program kerja departemen. Tantangan tersebut
sekaligus menjadi kekuatan, sebab personil baru dapat memberikan perspektif
baru, jug ide-ide baru. Sementara di CCRC, saya mempelajari banyak sekali hal
baru terkait bidang ilmu yang saya tekuni, yang tentu saja menuntut perhatian
dan porsi waktu tersendiri. Di sini, saya banyak mengasah kemampuan untuk
mengelola dan mengarahkan tim, ber-multi tasking namun fokus, dan
menjadi fast learner.
Setelah berjuang melalui proses yang cukup
panjang, dengan rahmat Tuhan tantangan di tahun 2010 ini dapat saya jawab
dengan baik. Kondisi di keluarga terkendali, dan saya merasa sangat bersyukur
dengan hasilnya. Sementara di komunitas, saya berhasil menutup lembaran dengan
LPJ BEM dengan beberapa program baru, seperti lomba pidato Bahasa Jawa dan
pembentukan komunitas debat, serta capaian yang cukup memuaskan di agenda lain.
Dalam hal riset, saya berhasil menulis manuskrip publikasi pertama saya. Dan
secara tak terduga, pencapaian pribadi saya juga terbilang cukup memuaskan,
dengan IP yang terus mengalami peningkatan, serta pencapaian sebagai mahasiswa
berprestasi peringkat 3 di Fakultas. Terlepas dari keberhasilan fisik yang
dicapai, tahun tersebut sangat berkesan karena banyaknya ilmu dan pengalaman
baru yang saya peroleh, yang ternyata sangat bermanfaat di kemudian hari.
0 Response to " Essay 2: Sukses Terbesar dalam Hidupku"
Posting Komentar