Selamat Datang di Layanan Akademik Institut Agama Islam Sukabumi, Membuka Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan Pindahan Tahun Akademik 2025/2026 dengan beberapa Program Studi/Jurusan sebagai berikut : S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam, S1 Bimbingan dan Konseling Islam, S1 Manajemen Pendidikan Islam, S1 Pendidikan Guru MI, S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini, S1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, S1 Ekonomi Syari'ah dan S1 Perbankan Syari'ah. Untuk Info Pendaftaran Bisa Menghubungi : 0858-6297-8043 atau 0857-2215-1619

Makalah Pengantar lmu Sastra


TUGAS INDIVIDU
PENGANTAR ILMU SASTRA
Oleh      : Ma’rup
Nim        : 1211502028
Sastra Sebagai Seni Susah didefinisikan ?
                  Ada beberapa alasan mengapa batasan sastra sebagai seni susah didefinisikan (Jakob Sumarjo dan Saini KM, 1988 :1)., yaitu :
1.       Sastra adalah seni, bukan ilmu. Ada banyak unsur kemanusiaan dalam seni, terutama perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan.
2.       Sebuah batasan selalu berusaha mengungkapkan hakikat sebuah sasaran. Dan hakikat sesuatu itu sifatnya universal dan abadi. Padahal apa yang dikategorikan sebagai sastra itu tergantung pada tempat dan waktu. Misalnya, apa yang disebut karya sastra pada tahun 1920-an di Indonesia, mungkin lima puluh tahun kemudian kalau seorang menulis karya semacam itu tidak dianggap sastra lagi. Atau seorang sastrawan Indonesia menulis sebuah karya sastra dan di anggap demikian di Indonesia, tetapi di Eropa karya semacam itu sudah tidak dianggap karya sastra lagi. Dengan demikian, batasan sastra yang dibuat untuk masa sekarang mungkin lima puluh tahun kemudian sudah berubah lagi, karena sastra sendiri telah berkembang dan begitu pula masyrakat pemilik sastra itu juga berkembang.
3.       Sebuah batasan sastra sulit menjangkau hakikat dari semua jenis bentuk sastra. Sebuah batasan mungkin tepat untuk karya-karya puisi, tetapi kurang tepat untuk jenis novel.
4.       sebuah batasan tentang sastra biasanya tidak hanya berhenti membuat pemerian saja (deskripsi), tetapi juga suatu usaha penilaia. Inilah sebabnya sebuah batasan tentang sastra selalu mengacu kepada “apa yang disebut karya sastra yang baik” untuk suatu zaman dan tempat. Dengan demikian, batasan sastra yang baik bagi kaum romantik pujangga baru, belum tentu baik bagi kaum ekspresionis angkatan 45. Batasan sastra yang baik bagi masyarakat abad pertengahan eropa, sudah tidak baik lagi bagi kaum realis abad ke-19 di eropa karna yang dahulu dinilai sebagai karya sastra yang baik beratus tahun kemudian sudah dinilai tidak baik lagi.