-->

Tahrij Hadits Permasalahan Talak Main-main Tak Sengaja

TAHRIJ HADITS
Permasalahan Talak Main-main Tak Sengaja

Jikalau Artikel Bacaan tersebut  dibawah Kurang Jelas Kami sudah menyediakan Link Download  Versi Pdf. Berikut ini :

Link Download :

Berikut Artikel Bacaannya :

Berikut ini adalah salah satu contoh takhrij yang dalam hal ini adalah takhrij Hadits Nabi SAW tentang talaq main-main dan tak sengaja. Diantara hadits yang menunjukkan adanya hukum talak main-main dan tak sengaja adalah hadits yang diriwayatkan oleh ibnu majah secara khusus, contoh berikut ini akan meneliti hadists ibnu majah tersebut yang berbunyi :

artinya:
“Dari Abu Hurairah ra. berkata : Sabda Rasulullah saw.: Ada tiga perkara yang sungguh-sungguhnya menjadi sungguh, dan main-mainnya pun menjadi sungguhan, yaitu: nikah, talak dan rujuk.”

Secara sistematis langkah-langkah yang dilakukan dalam men-takhrij  hadits tersebut ialah sbb; takhrij al-Hadits, al-i’tibar, tarjamah al-ruwat, natijah.
1.      Takhrij hadist
Hadis diatas membicarakan tentang talak main-main dan tak sengaja yang menunjukkan bahwa tiga perkara itu betul-betul terjadi sekalipun keluar dari mulut orang yang sedang bergurau yang Diriwayatkan oleh ibnu majah. Ketika di telusuri kata intinya dari bahats fii nusus pada mutunun hadist ditemukan empat riwayat hadist. Ke empat riwayat tersebut terdapat pada :

1.      Kitab sunan Ibnu Majah, halaman 197: hadis nomor 3029.
2.      Kitab sunan Abu Daud, halaman 259 : hadis nomor 2194.
3.      Kitab sunan At-turmudzi, halaman 49 : hadist nomor 1221.
4.      Kitab sunan darul qutni, halaman 379 : nomor 3536.
      Dengan ini dikutipkan matan dan sanad yang ditakhrij oleh ibnu majah, atturmudzi,abu daud dan darul qutni sebagai berikut;








2.      I’tibar
Keempat riwayat Hadist tentang thalaq main-main dan tak sengaja tersebut diatas, selanjutnya di I’tibar dengan cara mengkombinasikan antar sanad yang satu dengan yang lainnya, sehingga terlihat dengan jelas seluruh jalur sanad Hadist yang di teliti, demikian juga dengan selururh perawinya dan metode periwayatannya.
            Dengan dilakukan I’tibar tersebut, akan dapat diketahui apakah ada unsure mutabi’ atau syahid pada Hadist tersebut atau tidak. dan hasil I’tibar dari sanad Hadist tentang thalak main-main dan tak sengaja dapat dilihat pada skema berikut:

 

Rounded Rectangle: قَال

. . . . قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ ، وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ
 
                                                                  

أَبِي هُرَيْرَةَ
 
 

Rounded Rectangle: عَنْ

                                                                                           عَنْ

يُوسُفَ بْنِ مَاهَكَ
 
 

Rounded Rectangle: عَنْ

                                                                                                     
                                                                                                                               
 

Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

                                                                                                         
 


Rounded Rectangle: عَنْ

                                                                                                                                   

عَبْدُ الْعَزِيزِ ابْنَ مُحَمَّدٍ
 

سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ
 

حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ
 
 

Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

                                                                                                                               حَدَّثَنَا
Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ
 
                                                                                                                                               
 


Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

Rounded Rectangle: حَدَّثَنَا

                                                                                                

ابودوود
 

التر مذي
 

ابن مجه
 
 




3.      Tarjamah al-Ruwat dan Naqd al-Sanad

Kitab Ibnu Majah
Nama          : Abu Hurairah Ad-ddusi Al-yamaani
Lahir           : Tidak diketahui
Wafat         : 57 H, ada juga yang mengatakan 58/59 H
Tingkatan   : ke-1 (shohaabi)
Ulama yang meriwayatkan    : Bukhori, Abu Daud, At-Turmudzi, An-nasa’I, Ibnu Majah
Murid-muridnya          : Yusuf bin Mahaka bin Bahzadi Al-farisi, A’tho bin Abi robah, Abdurrahman bin Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail, Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil           : Menurut Ibnu Hajar, Abu Hurairah adalah seorang Hafidzu Shohabat, sedangkan menurut adz-Dzahabi, selain ia itu Shahaby, ia juga dijuluki shahib shiyam wa qiyam, sedangkan menurut al-Muzzy ia juga dijuluki hafidz ash-shahabah. Dan Ibnu  ‘Umar mengatakan bahwa Abu Hurairah itu lebih baik dan lebih álim dari padanya.
                   Menurut penulis parawi kedua itu ittishal, karena saling mengakui antara gurunya yaitu ibnu majah.

Nama : Yusuf bin Mahaka bin bahdza al-farosi
Lahir : Tidak diketahui
Wafat :106 H
Tingkatan : ke-3( wushtho min tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim, abu daud, at-turmudzi, an-nasa’I, ibnu majah
Murid-muridnya : A’tho bin Abi robah, Abdurrahman bin Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail, Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar, dzahabin yahya bin mu’in  ia adalah tsiqoh, sedangkan menurut ibnu khorosh ia termasuk tsiqoh adl dan  ibnu sa’ad mengatakan yusuf itu tsiqoh qolilu hadist.
                   Yusuf bin mahaka itu ittishal menurut penulis, karena sama antara guru dan murid itu saling mengakui.







Nama : A’tho bin Abi robah
Lahir :tidak diketahui
Wafat :114 H
Tingkatan : ke-3 (wushtho min tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim, abu daud, at-turmudzi, an-nasa’I, ibnu majah.
Murid-muridnya : Abdurrahman bin Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail, Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar ia adalah tsiqoh faqih fadil, menurut dzahabi ia salah satu al’a’lam dan Muhammad ibnu sa’ah mengatakan ia tsiqoh faqih alam dan hadistnya banyak.
Menurut penulis A’tho itu ittishal,  karena ada pengakuan antara gurunya yaitu yusuf bin mahaka.

Nama : Abdurrahman bin Habib bin Ardakh
Lahir : tidak diketahui
Wafat :tidak diketahui
Tingkatan :ke- 6 (minal ladzina shigori at-tabiin)
Ulama yang meriwayatkan : abu daud, at-turmudzi, abnu majah
Murid-muridnya : Hatim bin Ismail, Hisyam bin A’mmar.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar hadistnya layin, sedangkan menurut an-nasa’i hadistnya munkar, menurut at-turmudzi dan ibnu majah hadisnya hasan ghorib dan menurut al-hakim dari tsiqotil mudniyin.
                    penulis berpedapat bahwa Abdurrahman itu Ittishal. Karena seperti tadi saling mengakui antara guru dan muridnya.

Nama : Hatim bin Ismail
Lahir :Tidak diketahui
Wafat : 186/187 H
Tingkatan :ke-7 (kibar atba’ tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan : Bukhori , Muslim , Abu Daud , An -nasa’i, at-turmudzi, ibnu majah.
Murid-muridnya : Hisyam bin A’mmar
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajah shoduq, menurut adzahabi dan Muhammad bin sa’ad tsiqoh dan menurut an-nasa’i ia adalah laisa bihi ba’sa, laisa bi qowwi.
                   Karena antara guru dan muridnya saling mengakui yakni hatim bin ismail dan Abdurrahman. Maka ia itu ittishal.



Nama : Hisyam bin A’mmar bin nashir bin maisaroh bin abani salma
Lahir : 153 H
Wafat :245 H
Tingkatan : ke-10 (kibar al-akhidzina ‘an tab’i al-itba’)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori, at-turmudzi, an-nasa’I, abu daud, ibnu majah
Jaroh waa ta’dil :menurut ibnu hajar dan darul qutni ia adalah shoduq,menurut dzahabi tsiqoh, menurut na-nasai juga ia termasuk la ba’sa bihi.
                  
kitab sunan At-turmudzi
nama : Abu Hurairah Ad-ddusi Al-yamaani
lahir : Tidak diketahui
wafat : 57 H, ada juga yang mengatakan 58/59 H
tingkatan :ke-1 (shohaabi)
ulama yang meriwayatkan : Bukhori, Abu Daud, At-Turmudzi, An-nasa’I, Ibnu Majah
murid-muridnya : A’tho bin Abi robah, Abdurrahman bin Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail
jaroh waa ta’dil : Menurut Ibnu Hajar, Abu Hurairah adalah seorang Hafidzu Shohabat, sedangkan menurut adz-Dzahabi, selain ia itu Shahaby, ia juga dijuluki shahib shiyam wa qiyam, sedangkan menurut al-Muzzy ia juga dijuluki hafidz ash-shahabah. Dan Ibnu  ‘Umar mengatakan bahwa Abu Hurairah itu lebih baik dan lebih álim dari padanya
                   Menurut penulis parawi kedua itu ittishal, karena saling mengakui antara gurunya yaitu at-turmudzi

Nama :A’tho bin Abi robah
Lahir : tidak diketahui
Wafat : 114 H
Tingkatan :ke-3 (wushtho min tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim, abu daud, at-turmudzi, an-nasa’I, Ibnu Majah .
Murid-muridnya : Abdurrahman bin Habib bin Ardakh, Hatim bin Ismail, qutaibah bin sa’in bin jamili bin thorifi atsaqofi.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar ia adalah tsiqoh faqih fadil, menurut dzahabi ia salah satu al’a’lam dan Muhammad ibnu sa’ah mengatakan ia tsiqoh faqih alam dan hadistnya banyak.
                   Menurut penulis A’tho itu ittishal, karena saling mengakui antara gurunya yaitu abu hurairah



Nama : Abdurrahman bin Habib bin Ardakh
Lahir : tidak diketahui
Wafat : tidak diketahui
Tingkatan : ke-6( minal ladzina shigori at-tabiin)
ulama yang meriwayatkan : abu daud, at-turmudzi, abnu majah
Murid-muridnya :hatim bin isma’il, qutaibah bin sa’id
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar hadistnya layin, sedangkan menurut an-nasa’i hadistnya munkar, menurut at-turmudzi dan ibnu majah hadisnya hasan ghorib dan menurut al-hakim dari tsiqotil mudniyin.
                   Menurut penulis abdurrahman itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan muridnya.

Nama : Hatim bin Isma’il
Lahir : tidak diketahui
Wafat : 186/187 H
Tingkatan :ke-7 (kibar atba’ tabi’in)
ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim, abu daud, an-nasa’i, at-turmudzi, ibnu majah.
Murid-muridnya :qutaibah bin sa’ad, at-turmudzi.
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajah hatim adalah  shoduq, menurut adzahabi dan Muhammad bin sa’ad ia tsiqoh dan menurut an-nasa’i ia adalah laisa bihi ba’sa, laisa bi qowwi.
                   Menurut penulis hatim itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan muridnya.

Nama : qutaibah bin sa’in bin jamili bin thorifi atsaqofi.
Lahir :150 H
Wafat :240 H
Tingkatan : ke-10 (kibar al-akhidzina ‘an tab’i al-itba’).
ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim, abu daud, an-nasa’i, at-turmudzi, ibnu majah.
Murid-muridnya : at-turmudzi
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar ia  dan an-nasa’I ia adalah tsiqoh , dan merurut abu daud ia shoduq.
                   Menurut penulis qutaibah itu ittishal, karena saling mengakui antara gurunya yaitu hatim.





Nama : muhammad bin i’sa bin suroh bin musa bin dohaki salma, abu i’sa at-turmudzi addoriru alhafidz
Lahir : tidak diketahui
Wafat :279 H
Tingkatan : ke-12(shigori al-akhidzina ‘an tab’i al-itba’)
Ulama yang meriwayatkan : tidak diketahui
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar ia adalah ahadu al-a immatu,sedangkan menurut dzahabi ia adalah alhafidz, memurut kholil ia juga tsiqoh

kitab sunan Abu Daud
Nama : abdul aziz bin Muhammad bin abdi
Lahir :tidak diketahui
Wafat :186/187 H
Tingkatan :ke-7 (kibar atba’ tabi’in)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim, at-turmudzi, abu daud, an-nasa’I, ibnu majah
Murid -muridnya : al-qo’nabiyyu
Jaroh waa ta’dil :menurut al’a’zali dan ahmad bin sa’id bin abi maryam ia adalah tsiqoh, dan menurut ibnu hajar ia adalah shoduq.
                   Menurut penulis abdul aziz itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan muridnya.

Nama : abdullah bin musallamah bin qo’nab alqo’nabiyyu alharist
Lahir :tidak diketahui
Wafat :221 H 
Tingkatan :ke-9 (shigori athba’i at-tabiin)
Ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim,at-turmudzi, abu daud,an-nasa’i
Murid -muridnya : abu daud
Jaroh waa ta’dil :menurut ibnu hajar dan dzahabi tsiqoh .
                   Menurut penulis alqo’nabiyyu itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan muridnya.







Nama : sulaiman bin ash a’st bin ishaq bin basyir bin syaddad/ Abu daud
Lahir :tidak diketahui
Wafat :275 H
Tingkatan :ke-11( ausath alkhidzina athba’i at-tabiin)
Ulama yang meriwayatkan :at-turmudzi, ana-nasa’i
Jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar tsiqoh, sedangkan menurut dzahabi alhafidz


Kitab Darul Qutni
nama : sulaiman bin bilal al qurqshi at-taymi
lahir :tidak diketahui
wafat : 177 H
tingkatan :ke-8 (wustho athba’i tabiin)
ulama yang meriwayatkan : bukhori, muslim, turmudzi, abu daud, an-nasa’i, ibnu majah
murid-muridnya :yahya bin sholih, abu dzar'ah, muhammad bin isma’il, daru qutni
jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar dan dzahabi ia adalah tsiqoh .
                   Menurut penulis sulaiman itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan muridnya.

nama : yahya bin sholih alwahadzi
lahir :tidak diketahui
wafat :222 H  
tingkatan :ke-9 (shigori atbaa’i at-tabiin)
ulama yang meriwayatkan :bukhori, muslim, abu daud, ibnu majah, at-turmudzi.
murid-muridnya :abu dzar’ah, muhammad bin ismail, daru qutni.
jaroh waa ta’dil : menurut ibnu hajar shoduq, sedangkan menurut dzahabi hafidz dan tsiqoh
                   Menurut penulis  yahya  itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan muridnya.

nama : abdurrahman bin a’mru bin abdillah bin shofwan bin a’mru an-nashri
lahir :tidak diketahui
wafat :281 H  
tingkatan :ke-11 (ausath alkhidzina athba’i at-tabiin)
ulama yang meriwayatkan :abu daud
murid-muridnya :muhammad bin isma’il dan darul qutni
jaroh waa ta’dil :menurut ibnu hajar dan dzahabi ia adalah tsiqoh dan al-hafidz.
                   Menurut penulis abu dza’ah  itu ittishal, karena saling mengakui antara guru dan muridnya.

nama : abu ma’ali muhammad bin ismail bin muhammad bin husain bin qosim alfarisi.
lahir : tidak diketahui
wafat :539 H  
tingkatan :
ulama yang meriwayatkan : bukhori, baihaqi
murid-muridnya : daru qutni
jaroh waa ta’dil : menurut sam’ani ia adalah tsiqoh

nama : daru qutni abu hasan a’li bin umar bin ahmad
lahir : 306 H
wafat : tidak diketahui           
tingkatan :
ulama yang meriwayatkan :
murid-muridnya :Bukhori
jaroh waa ta’dil : menurut dzahabi tsiqoh

4.      Natijah (Hukum al-Hadist)
uraian mengenai sanad hadist thalaq main-main dan tak sengaja yang di takhrij diatas, menghasilkan beberapa catatan, sebagai berikut.
1.      Hadits di atas merupakan Hadits Marfu’ Qauli. Yang mana langsung disandarkan pada Nabi SAW dan juga berupa qauliyyah (perkataan), hal ini bisa dilihat dalam matan Hadits yang menyatakan ‘’qoola Rasulullah shollallahu ailaihi wasallama”.
2.      Dari segi kualitas Hadits pribadi dan kapasitas para perawinya, terlihat bahwa;
-          Hadits yang pertama, seluruh perawi yang terlibat dalam periwayatannya ialah tsiqat.
-          Hadits yang kedua, ketiga dan keempat juga sama dengan yang pertama, setelah diteliti keadaan para perawinya, semuanya itu tsiqat.
3.      Dari segi hubungan periwayatan, maka seluruh sanad dari hadist yang pertama sampai keempat tersebut bersambung. karena setelah diteliti guru antara murid saling mengakui.
4.      Dari segi lambang-lambang periwayatan hadist Hadits ketiga, tergolong Hadits Mu’annan ,karena ada sanad yang menggunakan lafadz “anna”. Sedangkan hadist pertama, kedua dan keempat diatas tergolong mu an an karena  semua hadistnya mengugunakan lafadz “an” meskipun hadist mu an an diperselisihkan tentang kebersambungan sanadnya oleh para ulama hadist. namun, setelah dilakukan penelitian tentang kualitas pribadi para periwayatnya dan hubungan periwayat tersebut dengan periwayat sebelumnya, yaitu guru dan murid, maka seluruh sanadnya dinyatakan dalam keadaan ittishal (bersambung) .
5.      Secara kuantitas, keempat hadits tersebut merupakan Hadits Gharib Muthlak, karena pada masing ujung sanad (pokok sanad) hadist, yaitu sahabat diriwayatkan hanya oleh seorang perawi saja yaitu Abu Hurairah.
6.      Dari segi kualitas Hadits, keempat Hadits tersebut merupakan Hadits Shahih Lidzatih. Yang mana semua syarat-syarat Hadits Shahih terpenuhi, terbukti dengan ittishal sanad, dan semua perawinya itu tsiqah, ‘ Tak ada illat, dan kejanggalan pada keempat Hadits tersebut.

0 Response to " Tahrij Hadits Permasalahan Talak Main-main Tak Sengaja"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

-->